Senin, 10 Oktober 2011

suhrawardi al maktul

ALLAH ADALAH ABADI DAN MANUSIA ADALAH SEMENTARA BAGAIMANA CARA SINKRONISASINYA ? JAWABANNYA ADALAH DENGAN CARA MENAATI DAN MELAKSANAKAN HUKUM DAN PERINTAHNYA SEMATA

BIMBINGAN
ADAB AL MURIDIN

BAGIAN I
1. Sholawat bagi Rusulullah saw dan keluarganya
2. Pencari harus tahu watak sejati yang dicari. Adab = aturan tindakan = etika
3. Allah adalah satu.
Allah tidak berteman tidak memiliki lawan, tidak ada yang menyamai Nya. Dia menggambarkan diriNya sendiri. Dia bukan benda, bukan substansi, bukan aksiden. Allah tidak dapat dicapai oleh pikiran. Penglihatan tidak dapat mempersepsi-Nya. Kita tidak mengatakan keadaan-Nya tetapi Eksistensi-Nya. Allah tidak seperti yang dibayangkan atau yang dipahami. Pertanyaan Kapan, dimana dan bagaimana tidak bisa diajukan untuk Allah. Allah ada sebelum waktu. Allah berada diluar tempat.
4. Semua yang disebut dalam Al-Qur’an dan hadits mengenai Wajah, Tangan, Jiwa, Pendengaran dan Penglihatan Allah adalah benar. Doktrin bahwa Allah bersemayam di atas Arsy adalah benar dan hukum percaya akan hal litu adalah wajib.
5. Al Qur’an adalah perkataan Allah yang bukan Makhluk
6. Kemungkinan penampakan ru’yat Allah di surga dengan pandangan mata diyakini.
7. Dalil eskatologi dibenarkan yaitu urutannya:
• surga
• neraka
• kitab
• pena
• lembah
• syafaat
• shirath
• mizan
• terumpet
• hukuman kubur
• interogasi munkar nakir
• penyelamatan beberapa orang melalui syafaat
• keyakinan surga dan neraka ada selamanya
8. Allah menciptakan tindakan manusia, sebagaimana Allah menciptakan manusia. Politeisme terjadi karena ketentuan Allah. Sholat boleh dilakukan oleh imam yang sholeh ataupun tidak.
9. Perlawanan dilarang walaupun penguasa tidak adil
10. Hirarki orang orang utama adalah
• Muhammad saw
• Nabi Nabi
• Abu Bakar
• Umar
• Utsman
• Ali
• 10 sahabat dijamin masuk sorga
• Generasi nabi
• Ulama al Amilin / menaati hukum
• Orang yang paling bermanfaat bagi orang lain
11. Utusan lebih utama dari malaaikat tapi ada urutan prioritas antara manusia dan malaikat
12. Belajar syari’at Islam hukumnya Wajib
13. Keimanan terdiri dari kesaksian dengan lidah, keyakinan dalam hati dan pelaksanaan dengan perbuatan (kewajiban dasar). Yang tidak memenuhi syarat pertama adalah kafir, yang tidak memenuhi syarat kedua adalah munafik dan tidak memenuhi syarat ketiga disebut dengan fasik. Yang tidak mengikuti sunnah Nabi adalah pelaku bid’ah
14. Berhati hatilah dengan pertanyaan : Apakah engkau seorang mukmin sejati ? ( jawabannya dengan dua dimensi dunia dan akhirat)
15. Boleh terlibat perdagangan dan pertukangan. Cara mencari nafkah yang terendah adalah meminta minta
16. Kefakiran lebih baik dari pada kekayaan.
17. Kefakiran tidak identik dengan tashawwuf. Tetapi penyelesaian tingkat itu merupakan awal dari yang kemudian. Harus tahu bedanya tashawwuf dengan malamati
18. Lebih disukai ketidak terlibatan dengan perdagangan dan pekerjaan tetapi mengabdikan diri dengan amal ibadah kepada Allah.
19. Ridha dan murka adalah atribut Allah. Manusia harus menerima perintah allah dengan sukarela (ridho)
20. Takut dan harap adalah penting untuk mencegah akhlak yang jelek.
21. Ketaatan pada hukum itu penting. Allah menghilangkan rasa berat yang timbul dari kewajiban pada orang yang hatinya menjadi bersih. Sekelompok manusia bisa terbebas dari kelemahan manusia urutan kelompok tersebut yaitu : 1. shiddiqun (lurus) 2. arifun (tahu) 3. muridun (pemula)
22. Cinta karena Allah dan Benci karena Allah adalah diantara ikatan iman yang paling teguh adalah wajib dalam batas kemampuan untuk memerintahkan kebaikan dan mencagah kejelekan. Hubungan hubungan sosial harus dimotivasi oleh motif religius bukan motif duniawi.
23. Para nabi diperintahkan untuk memperlihatkan mu’jizat kepada khalayak sedangkan orang suci harus menyembunyikan karomah yang dilimpahkan Allah kepadanya, keculai jika Allah membuatnya diketahui umum.
24. Perdebatan teologi tidak disukai tetapi anjuran memperhatikan masalah hukum dan etika lebih diutamakan
25. Pakaian apapun boleh dipakai asal sesuai dengan syariat dan tidak terbuat dari sutera.
26. Warna yang disukai Nabi adalah hijau. Beliau berkata “Pakaian mu yang terindah adalah berwarna putih”
27. Anjuran membaca Al Qur’an dengan suara indah dan berirama sepanjang tidak mengubah maknanya
28. Sajak adalah sejenis pembicaraan, sebagain darinya baik secara moral dan dianjurkan tetapi sebagian yang lain tidak pantas dan dicela. Sajak dibedakan menurut isinya sebagai: dianjurkan, dibolehkan, tidak dibolehkan atau dilarang. Karena manusia yang mempunyai pengetahuan Ilahiya boleh mendengar orang lain tidak, karena dia tidak bisa membedakan antara kecenderungan alamiah dan kehendak yang tidak senonoh, antar ilham Ilahiah dan godaan syetan
29. Sama’
30. Hal,
31. Mengetahui batas realitas dan ruh Ilahiah
32. Sirr dalam sama’ terdiri atas tiga : Pengtahuan tentang Allah, Pemenuhan kebutuhan keadaan Ruhaniyah, Konsentrasi Ambisi religius.

BAGIAN II
33. Harus tahu dan menjalankan syari’at
34. Tiga kelompok ulama’ 1. tradisionis (ash-hab al-hadits) 2. ahli hukum (fuqoha) 3. ulama tashawwuf
35. Fuqoha adalah wasitnya agama, menerima pengetahuan dari kaum tradisionis
36. Sikap batin dan perilaku luar dari fuqoha dan kaum tradisionis perlu disepakati
37. Ilmu hal
38. Siapapun yang menemukan kesulitan dalam memahami ketiga bidang harus bertanya pada ahlinya. Masalah hadits kepada kaum tradisionis bertanya hukum harus kepada fuqoha dan bertanya masalah etika dan keadaan batin harus pada ahli thashawwuf.
39. Setiap pertanyaan harus dijawab dengan kadar kemampuan sang murid. Tiga bagian utama thasawwuf adalah ilmu diawalnya, amal ditengahnya dan kemuliaan pada akhirnya.
40. Terdapat tiga tingkat thashawwuf : pertama murid, kedua mutawassith dan ketiga muntahin. Murid adalah orang yang memiliki pengalaman sesaat (waqt) yang kedua memiliki keadaan spiritual batin dan yang ke tiga memiliki jiwa yang tenang, dan stabil ia kebal terhadap efek efek keadaan fikiran atau hiruk pikuk keadaan sekitar. Contohnya adalah zulaikha.
41. Aspek eksternal menjaga hubungan antar manusia sesuai etika sedang aspek internal batiniyah masuk dalam ahwal dan maqamat dalam hubungannya dengan Allah.
42. Jangan bergurau ketika sholat. Jika hatinya tunduk maka anggota badannya juga tunduk. Bukan berarti tingkah laku bangsawan. Setiap saat, setiap keadaan dan setiap maqom mempunyai adab sendiri-sendiri. Adab adalah pelindung bagi yang miskin dan penghias bagi yang kaya.
43. Dalam kaitannya dengan adab manusia tergolong menjadi 3 bagian. Manusia duniawi, manusia agama dan manusia agama yang terpilih.
• Adab manusia duniawi terdiri atas pengetahuan bahasa dan retorika, sains, sejarah dan puisi
• Adab manusia agama terdiri atas ilmu agama, disiplin diri, ketaatan pada larangan hukum, menjauhkan diri dari hal yang diragukan secara moral dan menyegerakan amal baik
• Adab manusia agama terpilih terdiri atas menjaga hati dan menaati yang tersembunyi (sirr) (unsur esensi spiritual tertinggi) dan keselarasan antara yang tersembunyi dan yang terbuka
44. Para pemula berbeda menurut amalan, orang tingkat menengah berbeda menurut adab dan para arifin berbeda menurut ambisi spiritual (himmah)nya. Nafs dan himmah. Jiwa dan ambisi.
45. Akhlaq Nabi adalah Al Qur’an yang berjalan. Beliau berkata orang yang paling dekat dengan aku di hari akhir adalah orang yang paling baik akhlaqnya. Akhlaq buruk pertanda nasib jelek.
46. Daftar akhlaq yang ditetapkan.
47. Persyaratan minimal akhlaq adalah menahan kejelekan dengan kesabaran, menjauhkan diri dari balas dendam, memaafkan orang yang menyakitimu.
48. Seorang harus dapat dipercaya dalam hal syariatnya.
49. Maqom adalah posisi seseorang di dalam peribadatannya dengan Allah. Stasiun itu adalah terjaga dari kelalaian, tobat, kembali (inabah), penjaga moral (wara’), pengujian jiwa (muhasabat al nafs), ilham (irodah), penolakan (zuhd)(disiplin asketis – pengasingan diri), kefakiran, kejujuran, menahan diri, ini akhir dari pemula kemudian kesabaran, ridho (kepuasan) ikhlas, keyakinan …..
50. Ahwal dan definisinya. Dari Junayd hal adalah inspirasi yang turun ke hati tetapi tidak menetap secara permanen. Daftar keadaan : pengamatan cermat, kedekatan, cinta, harap, takut, malu. Empat yang terakhir adalah hasil kedekatan. Berakhir dengan ilham kemuliaan.
51. Jalan beraneka ragam tetapi tujuan tetap satu. Diantara jalan itu adalah : peribadatan, disiplin diri, pengasingan, penarikan diri, berkelana jauh dari rumah, memperbaiki persaudaraan, peniadaan diri, keterlibatan dalam ahwal, mengorbankan kedudukan sosial, mengenal kelemahan diri, mengenal kegagalan diri, belajar, bertanya. Dalam jalan jalan ini seseorang diwajibkan mempunyai guru agar terjaga dari kebingungan dan godaan.
52. Kebaikan ilmu.(3:18) Nabi berkata : “Orang berilmu lebih utama dari orang saleh tak berilmu sebagai mana aku lebih utama dari orang yang paling rendah diantara kalian” Beliau juga berkata “ Manusia itu hanya ada dua yaitu orang yang berilmu dan orang yang berusahan keras untuk mempelajari ilmu, yang lainnya adalah orang yang hina”. Ilmu adalah akar sedang amal adalah cabang.
53. Ilmu lebih tinggi dari ma’rifah (gnosis) dan aql (rasio), karena allah memiliki sifat ilmu yang telah mendominasi rasio. Ingat kisah nabi sulaiman dan burung hud-hud (27:22)

BAGIAN III
54. Tujuan percakapan haruslah untuk menyampaikan nasihat dan bimbingan dan apasaja yang menguntungkan bagi orang lain. Berbicara itu sesuai dengan kapasitas orang yang diajak bicara. Pemula dilarang bicara kecuali dipersilahkan. Bahwa jawaban harus sesuai dengan pemahaman penanya.
55. Pemula hanya boleh tanya berkaitan dengan ahwalnya. Tidak boleh berbicara apa yang tidak diamalkan kecuali Rukshoh. Seorang tidak boleh berbicara dihadapan orang yang lebih berilmu.
56. Tidak boleh memperoleh kedudukan sosial dan kekayaan duniawi melalui pengetahuannya. Berusaha keras mengamalkan apa yang didengar dan dipelajari. Siapapun yang mendengar Doktrin tashawuf (‘ulum al-qawm) dan mengamalkannya akan mendapatkan kearifan di hatinya, dan yang mendengarkan orang itu akan memperoleh keuntungan darinya, tetapi jika mendengar doktrin tidak diamalkan maka doktrin itu akan menjadi amalan untuk beberapa hari saja. Akan menjadi percakapan yang dilupakan. Jika kata-kata keluar dari hati maka akan diterima oleh hati, jika kata-kata diterima oleh lidah maka ia tidak akan lewat jauh dari telinga.
57. Kebaikan diam dan berbicara pada waktu yang berbeda.
58. Ada tiga jenis ilmu ; Ilmu berasal dari allah ilmu hukum, ilmu bersama allah itu ilmu keadaan, dan ilmu tentang allah itu ilmu tauhid (sifat &asma). Ilmu tentang aspek batiniah agama diturunkan dari ilmu tentang aspek eksternal.
59. (Tentang perbandingan ilmu, amal, aql dan ma’rifah) “ Orang yang mendengar dengan telinganya akan menceritakan apa yang telah diketahuinya”, orang yang mendengar dengan hatinya akan mengajarkan, orang yang mengamalkan apa yang telah diketahuinya akan dibimbing dan memberi bimbingan” Pernyataan lain “ Ilmu menghendaki amal sedangkan jika amal tidak memberi tanggapan maka ilmu akan menjauh”. Ilmu adalah konsepsi tentang obyek sebagaimana adanya. Intelek adalah kapasitas dan kecapakan persepsi yang dengannya seseorang dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Orang yang berilmu diambil sebagai teladan perilaku, orang yang tahu, orang yang arif harus menjadi sumber bimbingan. Ilmu adalah informasi yang diperantarai sedang ma’rifat adahalh pengalaman indrawi.
60. Orang saleh tidak akan menipu, orang pintar tidak dapat ditipu. Intelek menjaga manusia dari hal merusak. Ketika godaan lebih unggul, intelek lenyap. Orang tolol akan percaya segal kemustahilan yang dikatakan padanya orang intelek tidak harus. Jika engkau membutuhkan pengetahuan seseorang engkau tidak boleh mencari-cari kesalahannya.
61. Seorang murid yang baru saja terjaga dari keadaan lalai harus menemui syaikhnya maka mendapat bimbingan dengan mengajarkan hak dan kewajibannya
62. Hal yang paling baik bagi murid adalah : memilih makanan, minumam dan pakaian yang bersih karena dengan demikian akan memacu batinnya. “Dari nabi “ mencari hal yang halal adalah kewajiban setelah kewajiban eksplisit”. Meninggalkan hal yang halal itu adlah kewajiban bagi kelompok khusus ini.
63. Pemenuhan tugas religius yang telah diabaikan, meluruskan kesalahan yang telah dilakukan kepada orang lain. Luka fisik dihukum dengan pembalasan, luka karena perkataan dengan cara meminta maaf. Mengenal jiwa rendah dan mendisiplinkannya melalui latihan-latihan kekerasan, puasa, doa dan jaga.
64. Tobat. (2:222) Kata nabi “ Orang yang bertaubat dicintai allah”, amal jeleknya diubah menjadi amal baik. Tobat adalah kewajiban religius bagi semua muslim. Kegagalan bertobat atas sebuah dosa lebih berat dari dosa itu sendiri” Ada kesempatan bertobat hingga mati atau dikunci puntuk gerbang pengampunan”
65. Ia senantiasa harus menjaga moralnya (wara’) dalam setiap keadaan dan ia harus tahu bahwa Allah melihat segala sesuatu.
66. Ketika murid mencapai stasiun tobat dan kerendahan hati dan mulai menapaki stasiun penolakan (zuhd), maka tibalah saat bagi dia untuk mengenakan baju bertambal (murroqqo’ah) jika ia menginginkannya. Ia harus melakukan semua ketaatan yang dibutuhkannya yang melekat pada pengenaan murroqqoa’ah. Mengenakan murroqqoah tidak boleh dianggap enteng. Pemakai murroqqo’ah harus telah mendisiplinkan dirinya dengan aturan-aturan dan telah menjinakkannya, dan ia harus telah melewati stasiun-stasiun itu. Siapa yang tidak demikian tidak boleh menginginkan tingkat syaikh atau murid.
67. Tentang mawas-diri. Murid harus mengenal kesalahan-kesalahannya sendiri dan tahu bagaimana menghilangkannya. Ia harus mengontrol jiwanya melalui pemaksaan dan pengujian hati nurani. Ia harus menyingkapkan keadaan batinnya pada syaikhnya dan senantiasa meminta instruksi dan nasihatnya.
68. Murid harus mengikuti stasiun-stasiun menurut urutannya, dan tidak boleh pindah dari satu stasiun ke stasiun lainnya sebelum ia menyelesaikan atarannya (adab) dengan baik, sebagai contoh ia boleh memasukki tahap zuhd hanya jika ia menyelesaikan tahap wara’. Ia harus mengikuti jalan ini hingga tidakan itu mencapai hati. Seorang sufi berkata “ Lebih baik mengikuti gerak hati daripada sekedar gerak-gerik [ibadah]” Hadis : keutamaan iman abu bakar berasal dari sesuatu yang ada dalam hatinya, bukan dari banyak sholat dan puasa. Ketika tindakan berasal dari hati maka anggota badan akan tenang.
69. Para pemula harus waspada setiap saat. Ia harus senantiasa dikuasai oleh ketaatan secara lahiriah dan oleh ilham secara batiniah, hingga ilham turun kepadanya.
70. Memberikan pelayanan kepada saudara-saudaranya bagi seorang pemula adalah lebih berharga daripada ketekunan melakukan ibadah-ibadah. Aisyah berkata bahwa nabi Muhammad sesalu sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan amal. Abu Amr al-zujaji berkata bahwa keberkatan Junayd bukan karena ketaatannya melakukan ibadah terus-menerus tetapi lebih kepada pelayanannya, ketika ia membersihkan tempatnya.
71. Murid tidak boleh meninggalkan syaiknya sebelum matahatinya terbuka. Ciri khas murid adalah mendengar dan mematuhi. Diberikan pula gejala-gejala pembeda untuk mengetahui kepalsuan pada pihak murid, mutawassith, dan arif. Junayd berkata : tanpa tanda-tanda pembeda, setiap orang tentu akan mengklaim pengikut jalan sufi.
72. Dia harus tahu bahwa maqam, hal, atau tindak peribadatan lainnya hanya dapat dilakukan dengan keikhlasan, yakni dengan menjaga kesucian dari niat pamer (sebuah pernyataan nabi tentang hal ini) pamer=syirk, namun, jika tindak peribadatan dan ahwal diketahui oleh umum tanpa niat pamer pada dirinya, maka tentunya ini tidak dapat disalahkan. Keikhlasan dapat dicapai hanya dengan menyadari bahwa manusia tidak berharga.
73. Murid harus berupaya untuk menjaga nafsu-nafsu rendahnya (nafs) dengan penuh perhatian dan mengenal kualitas-kualitas karena nafsulah yang mengajak kepada kejahatan. Nabi biasanya memohon perlindungan Allah dari godaan nafsu. (sebuah pernyataan dari Ali tentang kebutuhan untuk menjaga jiwa secara terus-menerus) Abu Bakar al Waara’ menggambarkan jiwa sebagai sesuatu yang senantiasa berpura-pura, dalam banyak kasus munafik, dan terkadang musyrik. Sebuah Pernyataan Al-Washiti:”Jiwa seperti sebuah berhala, memperhatikannya dengan simpati adalah kemusyrikan sementara memperhaikannya dengan cerma adalah ibadah.” Jika jiwa diperturutkan, ia akan mengikuti lintasan-lintasa pikirannya (Al Qur’a. 41:51 dikutip) Dua kiasan tentang penampakan nafs yang menyesatkan; “ia seperti batubara yang berkilau, warnanya indah tapi menghanguskan.”.” Ia seperti air bersih yang tenang yang menyembunyikan kotoran dibawahnya.”
74. Nafs (Jiwa rendah) bertentangan dengan Allah. Nafs menghendaki kepatuhan dan pemujaan sebagaimana yang dikehendaki Tuhan. Ia merupakan sebuah materi lembut yang tersimpand dalam rongga tubuh. Jiwa merupakan dasar dari sifat-sifat yang tidak baik. Ruh adalah tambang kebikkan dan jiwa adalah tambang kejelekan. Intelek adalah tentara Ruh, dan keberhasilan yang dikaruniakan Allah merupakan penguatnya. Kehendak-kehendak yang tak beraturan adalah tentara jiwa, dan kegagalan adalah penguatnya (kegagalan memperoleh bantuan Allah).
75. Segala sesuatu terdiri atas tiga jenis; sesuatu yang kebenarannya nyata, sehingga harus diikuti. Sesuatu yang kesalahannya nyata sehingga harus dihindari. Sesuatu yang meragukan sehingga harus ditinggalkan hingga jalan yang benar menjadi jelas. Jika engkau ragu mana yang terbaik antara dua hal, ikuti apa yang paling jauh dari yang engkau kehendaki. Murid harus berupaya untuk mengganti sifat-sifat jelek dari jiwa dengan sifat-sifat terpuji lawannya.
76. Etika (adab) persahabatan (shuhbah). Lebih baik duduk sendiri daripada bersama sahabat yang jelek, dan lebih baik duduk dengan sahabat yang terpuji daripada duduk sendiri. Tiga Ucapan Nabi tentan persahabatan : “ Seorang berada dalam agama sahabatnya, oleh karena itu engkau harus mempertimbangkan dengan hati-hati siapa yang akan menjadi temanmu. “ Seorang yang bergaul dengan masyarakat dan mencegak kejahatan mereka lebih baik dari ada orang yang tidak bergaul dengan masyarakat,” Tidak ada kebaikkan pada mereka yang tidak berteman dengan orang lain dan tidak dijadikan teman.” Abu Hafs Al Nisaburi tentang aturan persahabatanjdi kalangan para sufi : menghormati syaikh, memiliki teman dekat yang sebaya, memberi nasihat pada yang muda, tidak berteman dengan orang-orang yang tidak sejenis dengan mereka, bertindak mementingkan orang lain (itsar), tidak menumpuk harta, dan mengulurkan pertolongan pada orang lain.

Tidak ada komentar: